Gubernur Banten Tak Hadiri Seba Baduy, Jaro 12: Kami Sedikit Kecewa

Minggu, 23/05/2021 15:30 WIB https://www.youtube.com/subscribe_embed?usegapi=1&channelid=UCkiu41RiQ9FYG8kSA6ayaHg&layout=default&count=hidden&origin=https%3A%2F%2Ftitiknol.co.id&gsrc=3p&ic=1&jsh=m%3B%2F_%2Fscs%2Fapps-static%2F_%2Fjs%2Fk%3Doz.gapi.id.-O1wTW2t0dE.O%2Fam%3DAQ%2Fd%3D1%2Frs%3DAGLTcCMXgCmnr3GVXaAIiSD867yR45NPPg%2Fm%3D__features__#_methods=onPlusOne%2C_ready%2C_close%2C_open%2C_resizeMe%2C_renderstart%2Concircled%2Cdrefresh%2Cerefresh%2Conload&id=I0_1621786469457&_gfid=I0_1621786469457&parent=https%3A%2F%2Ftitiknol.co.id&pfname=&rpctoken=22141939

Jaro 12 Suku Baduy, Saidi saat memnerikan laksa kepada Kandindik Provinsi Banten Tabrani di acara Seba Baduy. (Foto: TitikNOL)

Jaro 12 Suku Baduy, Saidi saat memnerikan laksa kepada Kandindik Provinsi Banten Tabrani di acara Seba Baduy. (Foto: TitikNOL)

SERANG, TitikNOL – Ada yang berbeda dari pelaksaan seba Baduy di tahun 2021. Acara sakral itu digelar secara terbatas dan hanya dihadiri 24 masyarakat Baduy. Hal itu dilakukan karena dalam kondisi pandemi Covid-19.

Dalam rangkaian acara, warga Baduy seperti biasanya menyerahkan hasil bumi kepada Abah Gede (Gubernur Banten Wahidin Halim). Kegiatan itu diakhiri dengan dialog penyampaian pesan dari kokolot Baduy.https://googleads.g.doubleclick.net/pagead/ads?client=ca-pub-2119074280626581&output=html&h=343&adk=3363778254&adf=167593283&pi=t.aa~a.1492618934~i.3~rp.4&w=412&lmt=1621786471&num_ads=1&rafmt=1&armr=3&sem=mc&pwprc=6197076241&psa=1&ad_type=text_image&format=412×343&url=https%3A%2F%2Ftitiknol.co.id%2Fperistiwa%2Fgubernur-banten-tak-hadiri-seba-baduy-jaro-12-kami-sedikit-kecewa&flash=0&fwr=1&pra=3&rh=319&rw=382&rpe=1&resp_fmts=3&sfro=1&wgl=1&fa=27&adsid=ChAI8PqnhQYQ5q7H3I2KrpAcEj0AcL4SyDvpNkvAFlJokQFxQALEbrToTmv93HKEQNQRbzKJ50stozrwXTUx2MjhU5HZYl62ug1mTnn4T1u0&uach=WyJBbmRyb2lkIiwiMTAiLCIiLCJTTS1BMTA3RiIsIjkwLjAuNDQzMC4yMTAiLFtdXQ..&dt=1621786471094&bpp=22&bdt=3137&idt=-M&shv=r20210517&cbv=%2Fr20190131&ptt=9&saldr=aa&abxe=1&cookie=ID%3Ddaf1e6c31fe40e61-226f145ed8c8006f%3AT%3D1621786261%3ART%3D1621786261%3AS%3DALNI_MZwwYL4G00EcWlLc9FPn2hAvfEqNg&prev_fmts=0x0%2C412x343&nras=3&correlator=3034215018866&frm=20&pv=1&ga_vid=751683088.1621786268&ga_sid=1621786470&ga_hid=968640785&ga_fc=0&ga_cid=1028247776.1621786268&u_tz=420&u_his=49&u_java=0&u_h=869&u_w=412&u_ah=869&u_aw=412&u_cd=24&u_nplug=0&u_nmime=0&adx=0&ady=1202&biw=412&bih=734&scr_x=0&scr_y=47&eid=31060004&oid=3&pvsid=1772970138429456&pem=772&ref=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F&eae=0&fc=1408&brdim=0%2C0%2C0%2C0%2C412%2C0%2C412%2C734%2C412%2C734&vis=1&rsz=%7C%7Cs%7C&abl=NS&fu=1152&bc=31&jar=2021-05-23-16&ifi=3&uci=a!3&btvi=1&fsb=1&xpc=9NKkjA5opy&p=https%3A//titiknol.co.id&dtd=168

Namun sayang, kegiatan rutin tahunan itu yang digelar di Pendopo Lama Gubernur Banten di Jalan Brigjen KH Syam’un, Kota Serang, Sabtu malam (22/5/2021) itu, tanpa dihadiri oleh Abah Gede atau Gubernur Banten Wahidin Halim. Kegiatan seba diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten Tabrani.

Tabrani tidak menjelaskan alasan kealpaan Gubernur Banten atau Wakil Gubernur Banten di acara seba Baduy. Yang jelas, pihaknya didelegasikan untuk menghadiri acara tersebut.

“Kan saya ditugaskan, saya hadir. Saya nggak perlu menanyakan alasan nggak hadir,” katanya saat ditemui di lokasi usai acara.

Pada saat acara, ia menyampaikan silaturahmi antara warga Baduy dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten harus tetap dijaga. Warga adat itu dapat menyampaikan aspirasi kepada pemerintah dalam rangka menjaga lingkungan.

“Saya mewakili gubernur mengucapkan terimakasih, semoga silaturahmi ini tetap terjaga. Mari kita jaga lingkungan di wilayah Baduy, tentu ini ada di tangan bapak sekalian, kokolot Baduy agar tetap lestari. Banten ada masyarakat Baduy bersama dengan Pemprov Banten,” ungkapnya.

Di sisi lain, Tabrani menyebutkan, seba Baduy pada tahun ini berbeda dengan seperti biasanya karena pandemi Covid-19. Sehingga peserta yang biasanya ribuan, kini hanya dihadiri 24 orang yang terdiri dari 7 orang Baduy Dalam dan 17 orang pendamping dari Baduy Luar.https://googleads.g.doubleclick.net/pagead/ads?client=ca-pub-2119074280626581&output=html&h=343&adk=3363778254&adf=456984407&pi=t.aa~a.1492618934~i.15~rp.4&w=412&lmt=1621786471&num_ads=1&rafmt=1&armr=3&sem=mc&pwprc=6197076241&psa=1&ad_type=text_image&format=412×343&url=https%3A%2F%2Ftitiknol.co.id%2Fperistiwa%2Fgubernur-banten-tak-hadiri-seba-baduy-jaro-12-kami-sedikit-kecewa&flash=0&fwr=1&pra=3&rh=319&rw=382&rpe=1&resp_fmts=3&sfro=1&wgl=1&fa=27&adsid=ChAI8PqnhQYQ5q7H3I2KrpAcEj0AcL4SyDvpNkvAFlJokQFxQALEbrToTmv93HKEQNQRbzKJ50stozrwXTUx2MjhU5HZYl62ug1mTnn4T1u0&uach=WyJBbmRyb2lkIiwiMTAiLCIiLCJTTS1BMTA3RiIsIjkwLjAuNDQzMC4yMTAiLFtdXQ..&dt=1621786471094&bpp=20&bdt=3138&idt=-M&shv=r20210517&cbv=%2Fr20190131&ptt=9&saldr=aa&abxe=1&cookie=ID%3Ddaf1e6c31fe40e61-226f145ed8c8006f%3AT%3D1621786261%3ART%3D1621786261%3AS%3DALNI_MZwwYL4G00EcWlLc9FPn2hAvfEqNg&prev_fmts=0x0%2C412x343%2C412x343&nras=4&correlator=3034215018866&frm=20&pv=1&ga_vid=751683088.1621786268&ga_sid=1621786470&ga_hid=968640785&ga_fc=0&ga_cid=1028247776.1621786268&u_tz=420&u_his=49&u_java=0&u_h=869&u_w=412&u_ah=869&u_aw=412&u_cd=24&u_nplug=0&u_nmime=0&adx=0&ady=2417&biw=412&bih=734&scr_x=0&scr_y=47&eid=31060004&oid=3&pvsid=1772970138429456&pem=772&ref=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F&eae=0&fc=1408&brdim=0%2C0%2C0%2C0%2C412%2C0%2C412%2C734%2C412%2C734&vis=1&rsz=%7C%7Cs%7C&abl=NS&fu=1152&bc=31&jar=2021-05-23-16&ifi=4&uci=a!4&btvi=2&fsb=1&xpc=iWzmiZNwAT&p=https%3A//titiknol.co.id&dtd=204

“Kalau tidak ada keadaan seperti ini (Covid-19) akan banyak yang hadir. Ini keadaan yang menyebabkan acaranya sangat dibatasi. Oleh karenanya saya minta maaf dan terimakasih. Kita harus menjalin silaturahmi, sampaikan jika ada yang harus disampaikan kepada kami,” ucapnya.

Sementara itu, ketidakhadiran Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) dalam acara seba sedikit disesalkan oleh Jaro 12 suku adat Baduy, Saidi. Menurutnya, ada yang kurang pas dari silaturahmi warga Baduy dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten terlebih khusus kepada Abah Geude (Gubernur Banten). Pasalnya, kegiatan itu hanya digelar dalam waktu satu tahun sekali.

“Jadi ada sedikit-sedikit yang kurang pas yang namanya silaturahmi. Yang dituju A, yang datang B, tapi tidak masalah yang penting kelanjutan dari tahun ke tahun tidak tertunda,” ungkapnya.

Namun yang lebih penting, kata dia, upacara Seba bisa terlaksana dengan baik dan khidmat. Sebab, kewajiban yang diamanatkan kokolot untuk menyetorkan hasil panen dapat dijalankan. Meskipun pada tahun ini, acara Seba Baduy hanya dilaksanakan secara terbatas.

“Terus yang namanya silaturahmi setor seba satahun sakali (setahun sekali), menurut kami seharusnya itung-itung patepung lawung pa amprok longok, nitip ka asih mineng kadeudeuh, mikanyaah, nyambungken paduduluran manjangken babarayaan. Jadi kami sebagai bagian ratu asuh nyayak menak, mana ratu na, mana menak na. Lamun seperti kie aya saetik kakurangan, anu di jugjugna bapak gede, datangna nu mewakilkan (kalau seperti ini ada sedikit kekurangan, yang ditemui Gubernur Banten, yang datang yang mewakilinya). Tapi tidak masalah yang penting lanjut,” paparnya.https://googleads.g.doubleclick.net/pagead/ads?client=ca-pub-2119074280626581&output=html&h=343&adk=3363778254&adf=2923263831&pi=t.aa~a.1492618934~i.25~rp.4&w=412&lmt=1621786471&num_ads=1&rafmt=1&armr=3&sem=mc&pwprc=6197076241&psa=1&ad_type=text_image&format=412×343&url=https%3A%2F%2Ftitiknol.co.id%2Fperistiwa%2Fgubernur-banten-tak-hadiri-seba-baduy-jaro-12-kami-sedikit-kecewa&flash=0&fwr=1&pra=3&rh=319&rw=382&rpe=1&resp_fmts=3&sfro=1&wgl=1&fa=27&adsid=ChAI8PqnhQYQ5q7H3I2KrpAcEj0AcL4SyDvpNkvAFlJokQFxQALEbrToTmv93HKEQNQRbzKJ50stozrwXTUx2MjhU5HZYl62ug1mTnn4T1u0&uach=WyJBbmRyb2lkIiwiMTAiLCIiLCJTTS1BMTA3RiIsIjkwLjAuNDQzMC4yMTAiLFtdXQ..&dt=1621786471094&bpp=15&bdt=3137&idt=15&shv=r20210517&cbv=%2Fr20190131&ptt=9&saldr=aa&abxe=1&cookie=ID%3Ddaf1e6c31fe40e61-226f145ed8c8006f%3AT%3D1621786261%3ART%3D1621786261%3AS%3DALNI_MZwwYL4G00EcWlLc9FPn2hAvfEqNg&prev_fmts=0x0%2C412x343%2C412x343%2C412x343&nras=5&correlator=3034215018866&frm=20&pv=1&ga_vid=751683088.1621786268&ga_sid=1621786470&ga_hid=968640785&ga_fc=0&ga_cid=1028247776.1621786268&u_tz=420&u_his=49&u_java=0&u_h=869&u_w=412&u_ah=869&u_aw=412&u_cd=24&u_nplug=0&u_nmime=0&adx=0&ady=3747&biw=412&bih=734&scr_x=0&scr_y=47&eid=31060004&oid=3&pvsid=1772970138429456&pem=772&ref=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F&eae=0&fc=1408&brdim=0%2C0%2C0%2C0%2C412%2C0%2C412%2C734%2C412%2C734&vis=1&rsz=%7C%7Cs%7C&abl=NS&fu=1152&bc=31&jar=2021-05-23-16&ifi=5&uci=a!5&btvi=3&fsb=1&xpc=KkJXOn5OO8&p=https%3A//titiknol.co.id&dtd=236

“Lain kecewa (bukan kecewa), yang ada ngasuh ratu anak menak, menak parahiyang Bupati, menak kadukujang Bupati, menak rada ageung gubernur. Kumasalah te seba ka gubernur te jadi masalah (masalah gak seba ke gubernur nggak masalah), baheula te aya gubernur, ayana di Jawa Barat, seba tetap didie (dulu nggak ada gubernur, adanya di Jawa Barat, seba tetap di Pendopo Lama Gubernur Banten). Te masalah, ngen waktuna gubernur nu minangkamah, seharusna harus gubernur anu bersangkutana (nggak masalah, cuma waktu yang sudah gubernur yang menghadiri, seharusnya gubernur langsung hadir),” tambahnya.

Ia mengaku sedikit kecewa Seba Baduy tidak dihadiri Abah Geude. Alasannya, Gubernur Banten tidak dapat menyempatkan waktu bertemu langsung dengan mereka. Padahal, acara itu hanya dilaksanakan satu tahun sekali. Terlebih pada biasanya, kegiatan Seba tidak pernah diwakili.

“Menurut kami lebih tua adat dari pada pemerintah, melaksanakan perintah adat. Tapi keadaan sekarang kurang pas pemerintah dengan adat karena banyak kekeliruan menurut kami. Contohnya ini, sebetulnya bikin waktu satu hari apa salahnya sih, silaturahmi setahun sekali buat waktu satu jam, dua jam paling panjang, tapi gak masalah, jangan diperlebar masalah ini. Tapi kami heran sekali, untuk silaturahmi setahun sekali tidak bisa menyambut, satu tahun sekali tidak bisa menyambut bikin waktu satu sampai dua jam, itulah kami sedikit kecewa. Kami sama-sama kekayaan negara, harta negara, sama walaupun kami orang Baduy seperti ini penampilannya ingin diaku warga negara. Tadi itu silih asah, silih asih,” jelasnya.

Di tempat yang sama, pegiat budaya suku adat Baduy, Uday Suhada mewajarkan ada perasaan kecewa dari warga Baduy. Sebab, kedatangannya bukan hanya menggelar upacara Seba, melainkan ada aspirasi atau masalah yang sedang dihadapi warga Baduy untuk disampaikan kepada Gubernur Banten selaku pemangku kebijakan.

“Tentu saja delegasi Seba Baduy merasa kecewa tidak diterima langsung oleh Gubernur. Kalau berhalangan, kan ada Wagub. Mereka datang cuma sekali setahun, masa iya gak bisa sisihkan waktu satu jam saja untuk menyambut mereka dalam ritual yang sakral itu. Apalagi misi yang dibawa adalah ‘ngasuh ratu ngajayak menak’. Menguatkan ikatan silaturahmi. Mengapa diharapkan kepala atau setidaknya wakil kepala daerah? Karena mereka itu adalah para pengambil kebijakan,” tuturnya.

Menurut Uday, seharusnya Kepala Daerah menyambut dan mendengar secara langsung. Sebab, dalam rangkaian upacara Seba ada sesi ramah tamah atau dialog. Termasuk soal keinginan warga Baduy agar pemerintah membantu sosialisasikan istilah wisata Baduy menjadi Saba Budaya Baduy.https://googleads.g.doubleclick.net/pagead/ads?client=ca-pub-2119074280626581&output=html&h=343&adk=3363778254&adf=578013163&pi=t.aa~a.1492618934~i.37~rp.4&w=412&lmt=1621786471&num_ads=1&rafmt=1&armr=3&sem=mc&pwprc=6197076241&psa=1&ad_type=text_image&format=412×343&url=https%3A%2F%2Ftitiknol.co.id%2Fperistiwa%2Fgubernur-banten-tak-hadiri-seba-baduy-jaro-12-kami-sedikit-kecewa&flash=0&fwr=1&pra=3&rh=319&rw=382&rpe=1&resp_fmts=3&sfro=1&wgl=1&fa=27&adsid=ChAI8PqnhQYQ5q7H3I2KrpAcEj0AcL4SyDvpNkvAFlJokQFxQALEbrToTmv93HKEQNQRbzKJ50stozrwXTUx2MjhU5HZYl62ug1mTnn4T1u0&uach=WyJBbmRyb2lkIiwiMTAiLCIiLCJTTS1BMTA3RiIsIjkwLjAuNDQzMC4yMTAiLFtdXQ..&dt=1621786471126&bpp=15&bdt=3169&idt=16&shv=r20210517&cbv=%2Fr20190131&ptt=9&saldr=aa&abxe=1&cookie=ID%3Ddaf1e6c31fe40e61-226f145ed8c8006f%3AT%3D1621786261%3ART%3D1621786261%3AS%3DALNI_MZwwYL4G00EcWlLc9FPn2hAvfEqNg&prev_fmts=0x0%2C412x343%2C412x343%2C412x343%2C412x343%2C412x103&nras=7&correlator=3034215018866&frm=20&pv=1&ga_vid=751683088.1621786268&ga_sid=1621786470&ga_hid=968640785&ga_fc=0&ga_cid=1028247776.1621786268&u_tz=420&u_his=49&u_java=0&u_h=869&u_w=412&u_ah=869&u_aw=412&u_cd=24&u_nplug=0&u_nmime=0&adx=0&ady=5613&biw=412&bih=734&scr_x=0&scr_y=526&eid=31060004&oid=3&pvsid=1772970138429456&pem=772&ref=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F&eae=0&fc=1408&brdim=0%2C0%2C0%2C0%2C412%2C0%2C412%2C734%2C412%2C734&vis=1&rsz=%7C%7Cs%7C&abl=NS&fu=1152&bc=31&jar=2021-05-23-16&ifi=6&uci=a!6&btvi=5&fsb=1&xpc=5TuQd2m0XN&p=https%3A//titiknol.co.id&dtd=656

“Dengar keluhan mereka soal kerusakan lingkungan yang bukan terjadi di sekitar Baduy saja, tapi di berbagai daerah di Banten. Gurandil dan penebangan hutan terjadi dimana-mana. Persoalan kolom agama dalam KTP mereka yg masih dikosongkan atau ditulis Islam, ini butuh diperhatikan serius. Ini sangat substantif, sebab mereka sebuah peradaban, bukan obyek wisata, bukan untuk jadi tontonan. Karena makna Saba Budaya adalah silaturahmi, saling menghormati dan melindungi adat istiadat antara tamu dan tuan rumah,” tegasnya. (Son/TN1)

https://titiknol.co.id/peristiwa/gubernur-banten-tak-hadiri-seba-baduy-jaro-12-kami-sedikit-kecewa